Langit dan Temannya




Dulu, dari TK bahkan sejak belum sekolah sampe sekarang, kalo misalnya ada gambar yang suruh diwarnain, bagian atas kertas alias gambar langitnya pasti warnainnya warna biru. Nggaaakk... berubah-berubah, walaupun pernah ngewarnain oren kekuning kemerahan gitu deh... (bahkan pernah aku warnain warna pink #gubraaaak). Dan sampai sekarang, belum pernah terbesit sedikitpun pertanyaan "Kok warna langit bisa biru?"

Naaah... itu dia yang mau kita bahas kali ini. Dipelajaran kimia kelas 11 semester 2, kita ketemu pelajaran koloid. Materi ini ngebahas tentang 3 jenis dispersi yang ada di alam semesta (wagagagagag). Dan yang paling sering digunakan dalam bidang industri, terutama yang ada hubungannya dengan per-kimia-an, adalah dispersi koloid.

Dispersi merupakan suatu zat yang dicampur dengan zat lain hingga penyebarannya merata. Seperti yang udah dibilang tadi, dispersi ada 3 yaitu : 1. Larutan 2. Koloid 3. Suspensi. Disini kita nggak akan ngebahas panjang lebar soal koloid. Kita akan ngebahas soal "Kenapa langit berwarna biru?"


Hal itu berhubungan dengan sistem dispersi koloid ini. Jadi, menurut buku yang udah gue beli dan gue baca #caelaaah si koloid ini nih, punya sifat-sifat khusus yang sistem dispersi lain nggak punya. Kurang lebih ada 6 atau 7 gitu. Dan salah satu sifat istimewa itu adalah Efek Tyndall. Efek Tyndall ini merupakan peristiwa saat partikel-partikel koloid menghamburkan sinar yang melaluinya. 


Udara mengandung partikel-partikel koloid yang terdispersi di dalamnya, seperti debu dan partikel zat padat (juga zat cair). Partikel-partikel inilah yang menghamburkan cahaya matahari yang sampai ke mata kita. Sinar matahari adalah cahaya tampak yang terdiri dari campuran warna-warna dalam spektrum tampak, berkisar dari warna merah sampai ungu. Warna-warna tersebut mempunyai frekuensi berbeda, dengan warna merah mempunyai frekuensi terendah dan warna biru hingga ungu mempunyai frekuensi tertinggi. Intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan pangkat empat dari frekuensi warna (nah lho! bingung kan?!). Jadi maksudnya, semakin tinggi frekuensi suatu warna, semakin besar intensitas cahaya yang dihamburkan. 

Ketika matahari berada di atas kita alias saat disiang hari, langit tampak berwarna biru karena warna biru sampai ungu  memiliki frekuensi yang tinggi. Jadi, warna-warna inilah yang paling banyak dihamburkan. Pada saat bersamaan, orang-orang yang berada di sebelah barat dan timur mengalami matahari terbit dan terbenam. Mereka melihat warna dengan frekuensi rendah yang dihamburkan dari warna merah sampai oranye.

Oke! Pertanyaan kenapa langit berwarna biru terjawab sudah. Malah dapet bonus pengetahuan juga tentang spektrum warna. Lanjut, kita bakal ngebahas temennya si Langit nih! Kalo siang-siang, dimanapun kita berada, baik saat cuaca cerah maupun cuaca suram (hujan maksudnya) kita pasti nggak bisa nggak ngeliat awan.






Si Awan ini ternyata juga ada hubungannya sama koloid kawan-kawaaan... Kalo kalian udah belajar, atau yang mau tahu terus searching, koloid itu dibagi lagi menjadi 3 jenis. Dan masing-masing jenis itu dibagi lagi jadi 3 part. Dan awan, termasuk kedalam salah satu part koloid tersebut. Aerosol cair. Yups!! Aerosol cair adalah sistem dispersi koloid dimana fase terdispersinya air, dan medium pendispersinya gas. 

Awan itu kan terbentuk dari air yang menguap, iya kaaan? Yang udah kita pelajari dari SD, siklus air. Naaah... Air itu merupakan fase terdispersi, dan uapnya serta udara disekelilingnya merupakan medium pendispersi. Pertanyaan yang bakal kita bahas disini akan sedikit unik.

"Apa yang menyebabkan awan mempunyai bentuk yang berbeda-beda?"

Jawaban yang terlintas dibenak teman-teman semua pasti karena pengaruh angin. Sama sih, awalnya aku juga mikir gitu. Tapi setelah check and recheck. Dapet deh jawabannya. Ternyata jawaban yang kita dapat amat teramat sangat singkat, yaitu :

Karena terbentuknya awan itu berlangsung pada tempat yang ketinggian dan suhunya berlainan pula. Begitu pula awan itu akan terdiri dari bermacam-macam partikel yang berbeda-beda bergantung pada letak tinggi dan suhunya di mana ia berada. Itu alasan mengapa awan bentuknya bisa berbeda dan berubah, maksudnya berbeda-beda itu kayak gambar dibawah ini yaaaa.... Kalo awan yang tadinya mirip bebek terus jadi perahu sih karena faktor angin yang tadi itu mungkin. Plus imajinasi juga, hehehe...

Recommended

15th Day : "A Confession/Secret of Yours"

The One Unloved

Good News!!!